Secara historis tari pepe-pepeka ri makka terkait dengan penyebaran agama Islam sekitar abad ke-17 terutama di Kabupaten Gowa yang merupakan gerbang awal masuknya agama Islam.
Tari pepe-pepeka ri makka merupakan bentuk pertunjukan seni
tradisi rakyat yang bernafaskan Islam yang dilengkapi dengan properti api.
Ide-ide tersebut muncul berdasarkan kisah ketika Nabi Ibrahim pada waktu dibakar, namun tidak dimakan api. Tarian ini juga memiliki nilai ritual ritual, begitu pula dengan musik dan syairnya yang berkisah tentang nabi Ibrahim. Mantra itu pun diadopsi dalam bahasa Makassar (Abdurrazak. Sejarah Lokal Sulawesi Selatan).
Berikut secuplik syair yang dikemas Afidatul, yang berhubungan dengan tarian api itu: Pepe-pepeka ri Makka lanterayya ri Madinah, parombasai natakabbere dunia yang artinya api di Mekah lentera atau obor dari Madinah kobarkanlah sehingga dunia berkumandang takbir.