Tradisi mattojang dilaksanakan setelah musim panen sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tradisi ini, pemerintah, tokoh adat dan masyarakat bersama-sama dalam duduk bersama (Tudang Sifulung) dilanjutkan dengan makan bersama serta kegiatan MATTOJANG. Mattojang (ayunan) ini memiliki tinggi sekitar 15 meter, dan warga yang naik diayun oleh warga sekitar dengan bantuan seutas tali.