Pulau Jinato, letaknya yang tak jauh dari ibu kota kecamatan Taka Bonerate (hanya satu jam saja) memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan pulau-pulau lain dalam kawasan. Salah satunya adalah sinyal selular yang cukup memadai untuk berselancar internet, mulai mengirim foto hingga mengupdate status di sosial media. Selain itu Jinato ditunjang dengan fasilitas yang cukup memadai seperti pelabuhan, penyulingan air minum dan beberapa homestay Masyarakat Desa Konservasi yang dibina oleh Balai TN. Taka Bonerate.
Tak cukup itu saja, desa yang mayoritas dihuni oleh suku Bugis ini memiliki panorama alam yang wajib untuk dikunjungi, baik itu bawah lautnya maupun pulau kecil tak berpenghuni yang berada tepat di sebelah utara, yaitu Pulau Lantigiang. Pasirnya yang putih menyilaukan mata serta air lautnya yang bening menggoda untuk kita ber-snorkeling di sana.
Memiliki dua spot diving yaitu The Rivers dan Jinato Wall Paradise (JWP), kedua spot diving ini menyuguhkan keindahan terumbu karang, ikan karang yang berwarna - warni dan jika beruntung anda akan bertemu dengan si Penyu dan Hiu yang lagi bermain di dinding tebing.
Karena termasuk dalam untaian gugusan atol Taman Nasional Taka Bonerate yang terletak di selatan hingga menjadikannya salah satu pintu masuk ke kawasan Taka Bonerate.
Pengembangan wisata edukasi pun juga ada di pulau Jinato. Terdapat taman transplantasi karang yang dibuat oleh Masyarakat Mitra Polhut dan Kelompok Transplantasi Karang binaan Balai TN. Taka Bonerate di lokasi ini kita bisa belajar bagaimana proses transplantasi karang yang dipandu oleh masyarakat.
Berada di kawasan gugusan atol terbesar ketiga di dunia yaitu Taman Nasional Taka Bonerate yang akan biota laut dan terumbu karang. Desa Wisata Jinato juga menjadi Desa Konservasi yang di bina langsung oleh Balai Taman Nasional Taka Bonerate.
Pada musim angin timur, yaitu dari bulan Mei sampai dengan Desember.