Kata Kondodewata sebenarnya terdiri dari dua suku kata yakni Kondo yang artinya kolam dan Dewa/dewata artinya tuhan, berarti kondodewata artinya kolam dewata yang dikeramatkan, mengapa sampai disebut kolam tuhan atau kondodewata ??

Konon kabarnya kurang lebih 150 tahun yang lalu, seseorang yang bernama nenek Esak dari kampung Buttu, memulai pembutan sawa yang luas (dalam bahasa daerah setempat dikenal dengan nama ma’kondo) dengan  cara membuat saluran air dari daerah yang cukup jauh dan diarahkan ke lembah yang akan di kondo tersebut, kemudian membabas semua rumput dan kayu disekitar lokasi sebagai bahan penahan pasir dan air yang akan dijadikan pematang pembuatan kondo yang dimaksud. Kondo ini dikerja secara manual tradisional oleh nenek Esak seorang diri selama bertahun-tahun.

Tujuan utama dan sebenarnya  nenek Esak membendung lembah ini adalah untuk membuat sawah yang luas (kondo) untuk menanam padi. Jadi waktu itu menjadi sebuah kebanggaan dan terpandang oleh masyarakat yang lain jika memiliki kondo atau sawah yang luas sebagai symbol status atau strata social dalam masyarakat.

Sebelum kondo atau sawa yang luas ini selesai Nenek Esak meninggal dunia, sehingga kondo ini terbengkalai dan tidak ada generasinya yang melanjutkan. Seiring berjalannnya waktu di sekitar kondo ini mulai dijadikan kebun dan lokasi tempat tinggal penduduk sekalipun jarang dan berupa pondok kebun saja.

Istilah kondo dewata muncul setelah masyarakat mulai bermukim di sekitar kola ini karna lembah yang sebelum di bendung/dikondo tidak ada sumber air sama sekali dan saluran air yang digunakan ma’kondo juga sudah terputus, namun di lembah yang dalam yang sudah berubah jadi kondo tersebut selalu digenangai air dan jernih sekali. Atas dasar airnya selalu  bening/jernih dan tidak pernah dangkal meskipun kemarau panjang dan tidak ada sumber air secara kasat mata, selalu dalam sekalipun longsor disekitnya. Banya warga yang bermimpi didatangi dewa ditempat itu, sehingga dijadikan tempat siarah dengan membawa sesajen, telur ayam dan ternak lainnya untuk dipersembahkan ditempat itu bagi nenek moyang dahulu, sehingga kondo itu berubah nama menjadi Kondodewata dan setelah menjadi sebuah wilayah pemerintahan dalam satu komunitas maka di pakailah nana kondodewata sebagai sebuah wilayah pemerintahan sampai saat ini, Terima kasih