Kampung Malino terletak di Kec. Tinggimoncong Kab.Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Yang Berada pada kaki Gunung “Bawa Karaeng”
Yg memiliki Arti
“Bawa = Mulut”
“Karaeng = Raja”
Malino terletak pada ketinggian 1.000 mdpl, sehingga memiliki suhu yg sejuk dan seringkali diselimuti kabut, Inilah salah satu daya tarik wisatawan untuk datang menikmati indahnya wisata alam malino melepas penat dan hiruk pikuknya suasana perkotaan.
Malino memiliki destinasi wisata yang lengkap yakni wisata Alam, Wisata Buatan, Wisata Sejarah Budaya.dan beraneka ragam Produk wisata baik itu kuliner maupun kerajinan tangan untuk dijadikan oleh - oleh
Daya tarik malino sudah dikenal dan diminati Sejak Jaman Belanda, dimana Jaman dahulu Malino sering digunakan sebagai tempat peristirahatan Petinggi Belanda dan Para pedagang yg datang untuk beristirahat di Malino.
Malino juga menyimpan jejak-jejak sejarah Dimana Sebelum terlaksananya Deklarasi Denpasar,
Pada Tanggal 16-25 Juli 1946 diadakan deklarasi Malino oleh Van Mook. dan bangunan tempat pelaksaan deklarasi masih terjaga hingga sekarang
Disepanjang Jalan di Malino Terdapat Spathodea yg ditanam sudah sejak jaman Belanda yg diprediksi ditanam sejak Tahun 1930.
Juga Terdapat Hamparan Pohon pinus yg eksotis.
Malino memiliki tempat tersendiri dihati para wisatawan, sehingga sekali datang berkunjung pasti akan membuat hari rindu dan ingin kembali datang ke Malino.
Inilah yg membuat masyarakat bangkit untuk mengelola sumber daya alam yang ada , membangkitkan pariwisata sehingga lahirnya UMKM dan peningakayan ekonomi masyarakat yang semakin baik.
Dengan bangkitnya pariwisata di Malino, sebahagian besar masyarakat menggantungkan matapencaharian mereka pada sektor pariwisata.
Antara lain sebagai berikut :
- 45 KK = Joki Kuda (Wisata Berkuda di areal wisata pinus)
- 128 KK = Berjualan Cendol/ Buah Markisa dan hasil kuliner lainnya
- 10 KK = Menjadi Pekerja OutBond
- 28 Homestay
Dengan Terbentuknya Kelompok Sadar Wisata serta didukung dengan Infratruktur dan SDM yang semakin baik sehingga Malino semakin ramai dikunjungi oleh Wisatawan.
Namun, tentu Kampung Wisata Malino masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih membutuhkan support serta pendampingan pemerintah dan seluruh pihak,
Sehingga dengan adanya JADESTA ini, besar harapan masyarakat Malino agar mendapat perhatian dari Kemenparekraf agar pengelolaan Pariwisata yang ada di malino semakin baik guna sebagai ladang masyarakat untuk mengais rejeki menopang ekonomi keluarga.
Untuk peningkatan Destinasi Pariwisata yg semakin Baik dengan Support dari Kemenparekraf tentu dapat meningkatkan kualitas pariwisata yg semakin baik,