SINAJI LAND adalah titik paling indah memandang Desa Sinaji. Di tempat ini, kita akan menemukan Sinaji sebagai sebuah lanskap Desa dengan kawasan terbangun yang intens, dinamis dan bercirikan urban. Namun, kita juga akan menemukan Sinaji sebagai sebuah lanskap kampung di atas bukit yang masih permai, adem, dan bercirikan rural dengan jumlah penduduk 1220 Jiwa dan 427 KK yang hidup rukun dan damai.
Sinaji Land memiliki banyak destinasi wisata yang tidak kalah dengan destinasi lainnya di SulSel. Objek wisata Sinaji tak kalah indah dari Lolai, yang lebih di kenal dengan sebutan ‘Negeri di Atas Awan’ yang ada di toraja utara. Cuma bedanya, lolai telah di kenal luas masyarakat , termasuk parah wisatawan mancanegara.
Keindahan alam Desa Sinaji tak jauh beda dengan Lolai. Hamparan awan menyerupai ombak yang indah juga bisa di saksikan di pagi hari di Sinaji Land seperti di Lolai. Bahkan awan di pagi hari di Sinaji land lebih lama dari awan di Lolai.
Sejak subuh sebelum matahari menyembul di pagi hari, awan mulai menyelimuti bukit indah di Sinaji Land. Hamparan pegunungan di tutupi awan menjadi pemandangan yang indah di pagi hari. Bahkan awan bisa di nikmati pengunjung hingga pukul 09:00 atau hingga pukul 10:00 wita di bukit sinaji, sehingga lebih lama dari awan yang berarak di Sinaji dibandingkan Lolai.
Desa Sinaji memiliki banyak spot wisata yang melengkapi keindahan panorama alam pegunungan di Bastem itu, termasuk adanya air terjun, Batu Borrong dan Bukit Sinaji Land, yang masih asri dan alami mulai ramai di kunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. SPebagai destinasi wisata, angka kunjungan wisata ke Sinaji semakin membaik.
Di Sinaji, hari-hari warga masih disibukkan dengan aktifitas pertanian, menanam cengkeh, menanam padi,menanam kopi, merawat kebun dengan penuh sayur-sayuran , dan menyusur hutan mencari lebah. Meskipun begitu, dibandingkan dengan budaya bertaninya, Sinaji lebih dikenal memiliki tempat camping paling nyaman dengan keindahan Alam yang ada di wisata Sinaji Land.
Mengenai sejarah nama Desa Sinaji, Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Secara kesuku-bangsaan, berdasarkan ethnolinguistik, terdapat ratusan suku bangsa atau sub-suku bangsa yang terbagi dalam ribuan komunitas masyarakat hukum adat yang tersebar di Kepulauan Nusantara. Dalam beradaptasi terhadap lingkungan, kelompok kelompok masyarakat tersebut mengembangkan kearifan lingkungan sebagai hasil atraksi pengalaman mengelola lingkungan.
Kemajemukan bangsa Indonesia dengan ribuan komunitas tersebar di seluruh pelosok tanah air merupakan modal sosial pembangunan lingkungan hidup. Salah satu dari komunitas tersebut adalah masyarakat hukum adat yang antara lain bercirikan keteguhan dalam melestarikan fungsi lingkungan melalui kearifan lokalnya. KAT merupakan mitra pada lini terdepan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pentingnya peran masyarakat hukum adat dalam pelestarian fungsi LH diakomodasi dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH). Berbagai konvensi internasional, amandemen UUD 1945, dan peraturan perundangan, hingga berbagai Peraturan Daerah telah mengakomodasi pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, perlindungan hak dan menghormati kearifan lokalnya.
Gunung sinaji secara geografis terletak pada LS 03°15’21,06’’ dan Bujur Timur 120°0’8,1. Kawasan sinaji mempunyai karakter geografis yang khas, berupa wilayah pegunungan, lembah dan dataran yang masih sangat asri.