Tradisi makan lehodo ini turun-temurun digelar dua kali dalam setahun. Warga setempat menyebut tradisi makan lehodo dengan padungku. Padungku juga bisa berarti makan siang bersama petani beserta keluarga besar mereka.
"Butuh waktu 3 jam kita membuat lemang atau lehodo bahasa Suku Padoe asli Wasuponda. Bahannya beras pulut putih atau hitam diberi santan kelapa, lalu dibungkus atau digulung dengan daun pisang," Kemudian dibakar satu per satu hingga matang. Menariknya usai makan bersama, lemang hasil pembakaran yang terbaik dilelang mulai dari harga Rp 50.000 per ikat dan seterusnya,"
Selain lehodo, penganan lain juga disediakan untuk melengkapi sajian makan siang petani. Seperti buras yang lauknya dicampur dengan opor ayam . Padungku tidak hanya sekadar pesta makan siang bersama petani dan keluarganya.
"Melainkan padungku juga adalah forum urung rembuk petani untuk menyepakati kapan waktu yang baik untuk menebar bibit padi di sawah,"