Pada zaman dahulu, Desa Pacellekang berada di bagian utara Kerajaan Gowa. Arti Bahasa Pacellekang dari suku Kata Paelle-elle yang artinya Humoris dimana Situasi keamanan di desa tersebut tidak kondusif dan meresahkan masyarakat, terutama pada malam hari. Kondisi ini mendorong Gallarrang Pacellekang, pemimpin desa, untuk mengambil tindakan pemulihan keamanan. Dia mengumpulkan beberapa Gallarrak Tubarani dari wilayahnya dan membentuk kekuatan perisai yang disebut "Paklapak Barambangna Gallarrang Pacellekang". Tujuannya adalah menjaga keamanan desa dan menghadapi masalah yang timbul di masyarakat. Gallarrang Tubarani ini juga bertugas mengatur ronda malam dan memastikan situasi tetap tertib.
Desa Pacellekang juga memiliki basis pertahanan di wilayah Gallarak Tubaranina Ballak Tallu Batua. Tempat ini strategis karena berada di sebelah sungai dan merupakan jalur umum yang sering dilalui perusuh gerombolan. Para Jawara Jangan Lappunna Pacellekang bertempur mati-matian melawan musuh yang datang, dan hingga saat ini tidak ada musuh yang berhasil melewati pertahanan mereka.
Seiring berjalannya waktu, situasi keamanan di desa tersebut membaik dan kehidupan masyarakat menjadi lebih aman. Mereka mulai beraktivitas dengan bebas, seperti bercocok tanam dan membuka ladang. Pada tahun 2000, wilayah Desa Pacellekang dimekarkan menjadi tiga desa, yaitu Desa Je'nemadinging, Desa Sunggumanai, dan sebagian wilayahnya masuk ke Desa Panaikang.
Desa Pacellekang terdiri dari 4 Dusun yakni Dusun Pa'bundukang, Dusun Pattiro, Dusun Tambungbatu dan Dusun Moncongloe. Desa Pacellekang terletak sekitar 5 km ke arah timur dari Ibukota Kecamatan Pattallassang, 25 km dari Ibukota Kabupaten Gowa, dan 25 km dari Ibukota Provinsi. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 1.647 hektar dan memiliki iklim tipe B2 dengan curah hujan rata-rata sekitar 2563 mm per tahun.
Penggunaan lahan di Desa Pacellekang meliputi lahan sawah, ladang, perkebunan, pemukiman, dan sebagainya. Luas lahan sawah mencapai 970,831 hektar, sementara luas lahan perkebunan mencapai 652,832 hektar. Desa ini juga memiliki penggunaan lahan lain yang mencakup 24 hektar untuk pemukiman dan 3 hektar untuk penggunaan lainnya.
Desa Wisata memiliki berbagai keunikan dan keunggulan yang membuatnya menjadi tujuan wisata yang menarik. Berikut adalah beberapa poin yang bisa diangkat:
1. Keunikan budaya yang dimiliki oleh desa pacellekang antara lain : Pesta Panen Raya atau disebut dengan Padengka ase lolo, Musik tradisional berupa Sinrilik, Pakacaping, Pagangrang, Tari Paddupa, Angngaru, wisata religi berupa Barasanji di setiap hajatan warga serta Pasukan berkuda untuk iringan pengantin dan tamu khusus
2. Keindahan alamnya menjadi daya tarik utama para wisatawan. yakni suasana pedesaan dengan keindahan alam pertanian (hamparan puluhan hektar lahan padi) Luasnya hamparan perkebunan singkong, perbukitan, Panorama sunset dan sunrise.
3. Desa Pacellekang sedang membangun inovasi desa wisata dengan konsep Wisata terpadu yakni Objek wisata kampung lobster diintegrasikan dengan berbagai objek dan tujuan wisata dalam satu titik lokasi yakni Agrowisata, ekowisata, eduwisata, wisata budaya, dan wisata kuliner, Pada titik ini kita kembangkan budidaya lobster Air Tawar dan menjadi pusat riset Lobster dari berbagai kampus, tempat magang mahasiswa, pelatihan budidaya, kolam lobster diintegrasikan dengan sayuran aqua ponik, wisata kuliner dan pertunjukan seni dan budaya bagi para pengunjung atau wisatawan
4. Desa pacellekang memiliki beraneka ragam makanan khas yang dapat disuguhkan sebagai jamuan para pengunjung maupun dapat dijadikan oleh-oleh khas, antara lain ; Kue Baruasa, Taritaripang, Barongko, waje, dodol, kaddo'boddong serta minuman sarabba dan aneka buah hasil kebun masyarakat (Rambutan, Jagung rebus, Semangka, Nangka dll)
5. Terdapat beberapa produk kreatif masyarakat yang berbasis pada kearifan lokal, diantaranya es cream dari daun kelor, bumbu masak dari cangkang lobster, dan aneka keripik singkong
Desa wisata agro adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk kunjungan Anda:
1. Pahami Jadwal dan Musim Tanam: Sebelum berkunjung, cobalah untuk mengetahui jadwal dan musim tanam di desa tersebut. Ini akan membantu Anda mengetahui apa yang bisa Anda lihat dan lakukan saat berkunjung.
2. Ikuti Tur Petani Lokal: Jika tersedia, ikuti tur yang dipandu oleh petani lokal. Mereka akan memberi Anda wawasan tentang cara mereka menanam dan memanen tanaman, serta tantangan dan keberhasilan mereka.
3. Cicipi Produk Lokal: Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi produk lokal. Bisa berupa buah segar, sayuran, atau produk olahan seperti sari buah, madu, atau minuman fermentasi.
4. Pakaian yang Nyaman: Kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang cocok untuk berjalan di ladang atau kebun. Jangan lupa bawa topi dan tabir surya untuk melindungi diri dari sinar matahari.
5. Belajar dan Menghargai: Gunakan kesempatan ini untuk belajar tentang pertanian dan menghargai kerja keras petani.
6. Bawa Pulang Oleh-oleh: Jika ada produk lokal yang Anda sukai, jangan ragu untuk membawanya pulang sebagai oleh-oleh. Ini adalah cara yang baik untuk mendukung ekonomi lokal.